Sabtu, 17.00, ditemani suara jarum jam.
Katanya hidup penuh kejutan.
Apa yang kamu harapkan belum tentu terjadi, pun dengan apa yang kamu hindari belum tentu pergi.
Apa yang kamu harapkan belum tentu terjadi, pun dengan apa yang kamu hindari belum tentu pergi.
Tapi adapula yang memang ditakdirkan untuk hadir sesuai eskpektasi, sesuai yang diingini, bahkan mungkin melebihi.
Aku masih larut dalam kebahagiaan, bersama memori hari kemarin yang tak ingin aku lupa barang setitik.
Kamu, dengan setelan yang bukan gayamu sama sekali, membuat aku bertanya-tanya "mau apa sih?"
Kemudian selang beberapa waktu, kamu mulai menunjukkan rangkaian perjalanan kita.
Lewat caramu yang tak biasa, aku mulai hanyut dalam rasa bahagia.
Banyak hal dihidupku yang terjadi, dan hari itu adalah satu yang paling menyenangkan.
Kamu harus tahu,
setiap langkahku saat itu adalah bahagia.
setiap langkahku saat itu adalah bahagia.
Bukan soal tempat yang mewah,
Jus nanas yang aku nikmati sampai habis,
Atau pemandangan yang tak biasa.
Bukan hanya soal itu.
Ini karena kamu,
Ini karena kamu,
Kamu yang membuat semuanya menjadi lebih indah.
Sebelum hari itu, aku sudah menyaksikan banyak kisah bahagia yang lainnya.
Beberapa kali merasa kagum dengan indahnya kisah mereka.
Beberapa kali bertanya tanya dengan tangisan mereka.
"Katanya hari bahagia, tapi kenapa menangis?"
"Katanya hari bahagia, tapi kenapa menangis?"
Memang benar.
Kita belum bisa paham arti sebuah rasa, sampai kita yang jadi pemerannya.
Dan hari ini, adalah giliranku.
Lewat sebuah tulisan unik yang kamu minta untuk aku baca, aku masih ingat betul, bagaimana anehnya sepasang mata ini tiba-tiba meneteskan air mata.
Perlahan dan pasti.
Mengucur begitu saja sampai aku dengan polosnya bilang "Kenapa se-sedih ini ya?"
Rasanya aku mau hentikan waktu kala itu. Menangis tidak pernah jadi semembahagiakan ini.
Dan baru saja aku sadari,
ada cara yang lebih indah dari tertawa,
untuk mengungkapkan bahagia.