Sampai sekarang, saya tidak tau sudah berapa banyak fake smile yang saya sunggingkan. Saya juga tidak tau sudah berapa banyak fake story yang kamu lantunkan. Rupanya, tak terhitung, hingga untuk diingat pun, rasanya sulit sembilan puluh sembilan persen. Saya tidak tau seberapa besar, seberapa luas, dan seberapa tinggi sabar saya, yang jelas untuk saat ini, sabar saya terasa akan habis. Apakah saya sudah sampai pada batasan sabar saya? Ya, mungkin. Lalu? Apa yang hendaknya saya lakukan? Cukupkah dengan tangisan? Akankah kebahagiaan yang seringkali saya sebut dengan kesedihan yang berujung itu akan datang pada saya melalui doa yang saya haturkan saat mata mulai memancarkan binar dan bibir mulai bergetar? Tidak ada yang bisa menjawab kecuali Tuhan. Biarlah apa yang saya rasa ini hanya sekedar curhatan belaka tanpa maksud untuk menjelek-jelekkan seorang 'kamu' .
Galau berat ~_*
BalasHapus