Sabtu, 14 April 2018

mem·oir

Untuk kamu, yang pernah membahagiakan.


Selamat malam, kamu. Aku ingin bercerita, tentang banyak hal, yang kini hanya bisa kusebut memori.

PERTEMUAN PERTAMA
Aku melihatmu, datang dengan senyum, membawa rentetan bahasa yang masih asing ditelingaku, bercerita menghibur setiap jiwa yang mendengar satu per satu frasa yang kau simpul dengan begitu hangat. Kesanku, kamu sangat lucu.


TAK TERLUPAKAN
Satu dari jutaan kisah dalam hidupku, aku menjadi manusia paling beruntung. Atas segala duka kala itu, aku bisa mengingatmu sebagai satu dari sekian langkah yang mengiringi sedihku.


CEMBURU
Aku mendengar cerita tentangmu dan aku cemburu. Sesimpel itu sampai aku mulai sadar kalau kalau ada yang salah dengan aku.


BAHAGIA
Akhirnya, aku menyimpulkan penutup tahunku dengan rasa penuh bangga dan bahagia. Aku mendapati diriku yang tengah tersenyum walau hanya membayangkannya. Hari itu, percayalah, kalau senyumku adalah satu dari sekian senyum yang paling tulus yang pernah kalian lihat.



JATUH BANGUN
Lika liku ceritaku tak ada ujungnya. Jika aku tak sengaja melewati jalan buntu, segera kuputar balik rodaku supaya bisa menuju persimpangan lain yang masih ada jalan, berharap kalau kalau yang kudapati indah nantinya.


JURANG
Buntu. Aku mulai merasa lelah untuk memutar balik rodaku. Rasanya jalan yang kulalui sudah benar, tapi tak begitu buat mu. Kita malah beradu tentang mana jalan yang benar, tanpa kita tahu kalau ada satu yang mulai lelah mendengar perdebatan kita, hati.


BERHENTI
Sampai dititik ini, aku merasa sangat bersyukur, untuk semua kebahagiaan yang tak lupa kau bagi. Tapi, mungkin memang tak selamanya kebahagiaanmu itu bisa membuat aku merasa bahagia pula. Ada saat dimana yang kau rasakan, tak selaras dengan yang mereka rasakan. Dan di titik inilah, aku memutuskan untuk berhenti. Tak lagi mencari jalan lain dan membiarkan semua perhentian perhentian yang mengantarkan aku sampai disini menjadi memori yang indah.


Terimakasih! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar