Minggu, 15 Juli 2018

Bertahan?

He just made promise, and then he denied it

Minggu pagi, dalam suhu 29 derajat diluar, sementara didalam sudah 18 derajat celcius

Aku mengelus dada lagi, menahan emosi.
Kamu bilang ini itu, kamu buat aku bahagia lalu menyanjung mu dengan ribuan pujian.
Kamu baik, kamu paling baik.
Kamu pengertian dan bahkan perhatian.
Kamu romantis, dan pintar membuat kejutan.
Kamu ibarat tokoh dalam drama korea yang kukagumi, sesaat.

Sesaat kamu menjadi manusia paling berharga yang pernah kutemui. Tapi apalah artinya sesaat, sayang?

Sekejap dan tak menetap.

Kamu terlalu pandai menjadi pendongeng.
Kamu terlalu lihai bermain kata-kata
Kamu terlalu mahir menciptakan kalimat-kalimat indah
Yang buat aku terlena sampai lupa,
Kalau kamu, lagi lagi situkang berjanji.

sayang,
Ingatlah kalau setiap manusia punya batas kesabarannya masing-masing.
Ingatlah kalau kamu bersalah lekaslah meminta maaf.
Ingatlah kalau setiap kata-kata bukan hanya sekedar bualan.
Ingatlah kalau aku, si manusia bodoh ini, inginkan kamu untuk menepati, atau lebih baik tak berjanji.

you made it and you denied it.
Kamu lah yang paling pandai mengotak-atik hatiku, membuat ku lagi-lagi berpikir, haruskah aku tetap sabar dan bertahan dengan si tukang janji?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar