Selasa, 31 Juli 2018

Berhenti, yuk!

Selasa malam.
Penuh keraguan.

Tadinya aku baik saja.
Aku masih santai.
Masih terima waktu kamu bilang tak mau datang.
Aku masih santai.
Dengan kamu yang bilang selamat tinggal, lalu pergi dalam sedetik kemudian.

Biasa.
Kamu memang super, sibuk.
Aku tahu
Banyak hal yang kamu lakukan,
Sedang aku hanya bisa merepotkan.

Kita,
Sama sama berjalan,
Namun takkan bertemu.
Kamu selalu berjalan kedepan.
Sedang aku mengejarmu dibelakang.
Dan kamu tahu, bahwa aku tak pandai berlari.
Sedang kamu? Selalu pergi.

Sayang,
Mungkin kamu pikir, aku sedikit lelah.
Mungkin kamu kira, aku bisa mengalah.
Mungkin kamu sangka, aku akan pasrah.
Tidak lagi, tidak untuk sekarang.

Aku, sudah enggan berlari lagi.
Tak hanya sedikit lelah yang kau beri, tapi tak terhitung lagi.
Tak ingin kalah atau pasrah lagi, tapi ingin berhenti.
Sejenak.
Atau lebih dari itu.
Melihat, mana yang lebih pantas.

Diam saja atau lanjut berlari.

Lihat sayang,
Aku sudah dengan santainya bilang aku yang berhenti.
Lihat saja.
Seberapa lama ucapku akan terbukti.
kalau aku, berharap ini bukan hanya pikir kosong.
Atau bukan juga sekedar bohong

Aku harap,
kamu mengerti,
Alasan kenapa aku berhenti,
Dan jangan buat aku kembali,
sebab aku akan pergi.
Sama , seperti kamu yang aku ketahui.

-dari Aku, si tolol yang kembali bilang maaf meski tak tahu dimana salahnya-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar