Sabtu, 07 Juli 2018

Tentang Hari Ini

Pagi ini, aku baru saja mengamini janjimu. Aku sudah tebar kebahagiaan disana-sini. Sudah lupa kalau kamu, hanya tukang berjanji.

Pagi harimu yang baru kau mulai dipukul delapan ini, sangat lah berbeda dengan siang hari yang baru pukul dua. Tadi pagi, kau seolah memberikan warna baru dalam pekatnya hariku belakangan. Namun siang ini, kau menodai warna itu, membuat hariku jauh lebih pekat dari sebelumnya.

Aku memang bodoh. Wanita mana yang tenang hatinya jika lelakinya tebar pesona sana sini. Memang salahku, terlalu menyepelekan sifatmu itu. Aku juga bodoh. Wanita mana yang sudah diumbar janji beribu-ribu kali namun masih setia menelan bulat-bulat janji itu?

Kalau kau mau tau isi hatiku, anggaplah kau baru saja melihat puing-puing bangunan tua yang sedang dihancurkan. Aku kokoh, dan begitu kuat. Tapi, aku sudah hancur, dan apalah artinya puing-puing saja, aku bahkan tidak mampu mengatapi diriku sendiri.

Aku tau, kamu ingin yang terbaik buatku, kamu tak mau menjanjikan aku ini itu, tapi kamu adalah kamu. Sifatmu adalah satu dari jutaan hal buruk yang ada dihidupku. Aku adalah salah satu kebodohan yang kian kau manfaatkan.

Kalau kau tak suka lagi, kenapa masih berjanji?
Kalau kau ingin berganti, kenapa memaksa menanti?
Kalau kau memang ingin sudahi, kenapa masih seperti ini?
Harapan dan harapan.
Lagi-lagi harapan yang kau beri
Dan buat aku lupa diri
Kalau sedari dulu, kita sudah sendiri-sendiri.

Maaf ya, aku lagi-lagi mengulangi kebodohanku. Mungkin karna sudah mati rasa?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar